china kang paito

2024-10-08 06:23:53  Source:china kang paito   

china kang paito,pelaksanaan prinsip penyusunan alur tujuan pembelajaran yang kontekstual,china kang paito

Daftar Isi
  • Efek kejut bagi Rusia
  • Ubah dinamika perang
  • Nasib gas alam Rusia
Jakarta, CNN Indonesia--

Ukrainamenjadi sorotan usai menginvasi balik sejumlah wilayah di Rusiapada pekan lalu.

Mereka menerobos wilayah perbatasan Belgorod dan Kursk. Imbas serangan ini belasan orang tewas, puluhan permukiman hancur, dan Presiden Rusia Vladimir Putin ketar-ketir.

Pasukan Ukraina juga mengklaim menguasai hingga 1.000 km persegi wilayah Rusia. Serangan ini merupakan yang terbesar sejak Negeri Beruang Merah melancarkan operasi ke negara tetangganya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Efek kejut bagi Rusia

Para pengamat meyakini tindakan Ukraina merupakan pukulan bagi Rusia dan memberi efek kejut.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengakui serangan pasukan dia untuk memberi pelajaran ke Rusia bagaimana rasanya diserang. Ini juga untuk membuktikan bahwa Negeri Beruang Merah tak sekuat yang dibicarakan orang-orang.

"Rusia membawa perang ke tanah kami dan seharusnya merasakan apa yang telah dilakukan," kata dia dikutip The Guardian.

Lihat Juga :
Ribuan Tentara Ukraina Serbu Wilayah Rusia, Kyiv Sebut Bukan Invasi

Ubah dinamika perang

Analis militer dan mantan pilot pesawat tempur Sean Bell mengatakan invasi Ukraina juga bisa mempengaruhi dinamika perang.

Bell menjelaskan serangan Ukraina memaksa Rusia menarik pasukan dari garis depan, tempat mereka maju ke Donetsk, dan menempatkan mereka di Kursk.

Dengan demikian, penarikan pasukan Rusia bisa mengurangi tekanan dari garis depan untuk Ukraina.

Pilihan Redaksi
  • Pasukan Ukraina Klaim Kuasai 1.000 Km Persegi Wilayah Kursk Rusia
  • Alasan Ukraina Invasi Balik Wilayah Rusia Kursk
  • Zelensky Klaim Ukraina Berhasil Kuasai 74 Wilayah Kursk Rusia

Namun, untuk mempertahankan posisi saat ini di Kursk, Ukraina harus mengirim lebih banyak pasukan, tank, dan sumber daya.

Di luar itu, analis pertahanan Al Jazeera, Alex Gatopoulos, menduga Rusia bakal mengirim pasukan lebih banyak untuk mengalahkan Ukraina.

"[Jika mereka tetap bertahan] ini akan menjadi alat tawar-menawar yang hebat dalam negosiasi perdamaian," ujar Alex.

Namun, dia juga mencatat jika Ukraina gagal invasi ini akan menjadi pukulan moral alih-alih dorongan.

Pasukan Ukraina memerlukan dorongan moral karena selama ini kerap dipukul mundur tentara Rusia.



Nasib gas alam Rusia

Serangan dadakan Ukraina di Rusia terjadi di kota kecil Sudzha, Kursk. Daerah ini terletak 530 km dari Moskow.

Sudzha memiliki satu-satunya stasiun pompa yang menyalurkan gas alam Rusia ke Eropa melalui Ukraina.

Menurut laporan media lokal Ukraina sekitar 14,65 miliar meter kubik gas diangkut melalui Sudzha pada 2023. Jumlah ini hanya setengah dari ekspor gas Rusia ke Eropa.

Lihat Juga :
Tel Aviv Waswas Serangan Iran, AS Jual Senjata Rp314 Triliun ke Israel

Sejak invasi Putin ke Ukraina, Eropa secara drastis mengurangi ketergantungan gas pipa Rusia. Namun, mereka terus memasok gas melalui Sudzha berdasarkan perjanjian lima tahun bersama Ukraina pada 2019, demikian dikutip AFP.

Ukraina menyatakan tak ingin memperbarui perjanjian transit yang masa berlakunya akan habis pada akhir 2024.

Namun, muncul kekhawatiran raksasa energi milik negara Rusia, Gazprom, bisa menggunakan pertempuran ini sebagai alasan untuk menghentikan ekspor gas melalui Sudzha sebelum waktunya tiba.

Menurut rekaman pada 9 Agustus, tentara Ukraina membawa senapan serbu dan bendera di depan fasilitas Gazprom di sekitar kota tersebut.



(isa/dna)

Read more