master toto president group

2024-10-07 23:39:51  Source:master toto president group   

master toto president group,ltdtoto link alternatif,master toto president groupJakarta, CNN Indonesia--

Posisi Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu kini semakin sulit di tengah tekanan banyak pihak atas kegagalannya mencegah konflik dengan kelompok Hamas Palestina.

Kabinet Netanyahu dianggap gagal menjaga keamanan nasional setelah milisi Hamas melancarkan serangan hingga penyanderaan di wilayah perbatasan Israel dengan Jalur Gaza Palestina pada 7 Oktober lalu. Dalam serangan itu, Hamas menyandera lebih dari 200 orang di Israel, termasuk puluhan warga asing.

Lihat Juga :
Nihil Tanda Perpanjangan Gencatan, Hamas Minta Pasukan Siap Tempur

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dilansir dari Reuters, massa membawa bendera Israel berwarna biru dan putih sambil meneriakkan "Penjara sekarang!" sambil berusaha menerobos barikade polisi.

Lebih dari tiga perempat warga Israel juga menuntut Netanyahu untuk mengundurkan diri, seiring dengan kemarahan publik kepada para pemimpin politik dan ancaman keselamatan mereka.

Lihat Juga :
Ahed Tamimi Dibebaskan, Ungkap Kondisi Penjara Israel Tak Manusiawi
Banner artikel Ceasefirenow

Kali ini, protes dan tuntutan turun dari jabatan juga datang dari tiga mantan Perdana Menteri Israel alias pendahulu Netanyahu. Berikut ketiga eks PM tersebut:

1. Ehud Barak

Mantan pejabat politik, militer, dan intelijen Israel, Ehud Barak menyampaikan keraguannya terhadap kepemimpinan Netanyahu.

Barak menggambarkan serangan teroris bulan lalu sebagai pukulan terparah yang pernah dialami Israel sejak berdirinya negara tersebut hingga saat ini, dikutip dariThe Guardian.

Barak menyerukan agar Netanyahu dipecat sebagai Perdana Menteri Israel karena sudah tidak layak memimpin.

Pilihan Redaksi
  • Cerita Remaja Palestina Tahanan Israel: Disiksa-Disemprot Gas Air Mata
  • Profil Henry Kissinger, Pemenang Nobel Perdamaian yang Kontroversial
  • Gencatan Senjata di Gaza Diperpanjang Lagi hingga Jumat

Netanyahu harus mundur sebelum konsekuensi atas kegagalannya tidak dapat diubah.

Barak menekankan pembentukan pemerintahan persatuan nasional tanpa Netanyahu dan ekstremis kanan.

Tewasnya puluhan ribu orang melumpuhkan imajinasi dan moral masyarakat Palestina dan Israel akan terciptanya perdamaian.

"Cara yang benar adalah dengan melihat solusi dua negara, bukan karena keadilan bagi rakyat Palestina, yang bukan merupakan prioritas utama saya, namun karena kita memiliki keharusan yang mendesak untuk melepaskan diri dari Palestina demi melindungi keamanan kita sendiri, negara kita. masa depan kita sendiri, identitas kita sendiri," ungkap Barak, dikutip dari Time.

Berlanjut ke halaman berikutnya >>>

2. Yair Lapid

Seruan pengunduran diri Netanyahu juga disampaikan oleh eks PM Israel, Yair Lapid, yang mengatakan bahwa penerusnya itu telah kehilangan kepercayaan publik terutama setelah serangan Hamas 7 Oktober lalu.

"Netanyahu tidak bisa tetap menjadi perdana menteri Israel. Kita memerlukan pemerintahan pemulihan nasional... dia harus pergi sekarang. Kita tidak bisa membiarkan diri kita memiliki Perdana Menteri yang kehilangan kepercayaan publik, baik dari sudut pandang sosial atau keamanan," ungkap Lapid dalam wawancara dengan Channel 12 Israel, dilansir dari CNN.

[Gambas:Infografis CNN]

Menurut Lapid, orang-orang yang melakukan dengan benar hanya lembaga pertahanan, sedangkan pemerintahan tidak berfungsi. Perlu adanya perubahan dalam kepemimpinan pemerintahan Israel.

Namun, Lapid menyampaikan saat ini bukan waktu yang tepat untuk mengadakan pemilihan umum di Israel.

Jalan terbaik yang bisa dilakukan Partai Likud Netanyahu adalah menggulingkan perdana menteri tersebut dan menggantinya dengan rekan partai.

3. Ehud Olmert

Mantan Perdana Menteri Israel, Ehud Olmert, menyatakan agar Netanyahu harus dicopot dari jabatannya karena menjadi "bahaya nyata" bagi negara tersebut.

Penghentian permusuhan dengan kelompok militan Palestina bisa memicu protes luas di Israel terhadap Netanyahu.

"(Israel) tidak tahan terhadapnya, jika ada jeda beberapa hari, mereka akan mengubah arah dan pindah ke rumah atau kantornya dan, Anda tahu, akan ada demonstrasi seperti yang kami lakukan. belum pernah terlihat di negara kita," ungkap Olmert, dilansir dariArab News.

Masyarakat Israel telah menumpuk kemarahan besar terhadap Netanyahu.

Lihat Juga :
Hamas Klaim Israel Tolak Pembebasan Sandera untuk Perpanjang Gencatan

"Sejauh yang saya ketahui, berdasarkan penilaian saya mengenai apa yang baik bagi Israel atau tidak, dia harus pergi hari ini. Dia harus pergi sekarang juga. Dia harus diusir sebentar lagi," imbuhnya.

"Saya mengatakannya berulang kali, pada saat ini dan detik ini, dia harus pergi. Dan menurut saya Netanyahu, seperti yang dikatakan Thomas Friedman dari New York Times, adalah pemimpin terburuk dalam sejarah umat Yahudi." lanjutnya.

Olmert mengklaim bahwa saat ini Netanyahu mengalami stress berat atas tekanan masyarakat Israel dan pejabat oposisi yang menuntutnya mundur dari jabatan perdana menteri.

"[Netanyahu] telah menyusut. Dia hancur secara emosional, itu sudah pasti. Maksudku, sesuatu yang buruk terjadi padanya. Bibi telah bekerja sepanjang hidupnya dengan alasan palsu bahwa dia adalah Tuan Keamanan. Dia Tuan Omong kosong. Setiap menit dia menjadi perdana menteri, dia merupakan bahaya bagi Israel. Aku sungguh-sungguh bersungguh-sungguh. Saya yakin orang Amerika paham bahwa dia berada dalam kondisi yang buruk," kata Olmert, dikutip dari Politico.

Read more