x8 speeder versi baru

2024-10-08 03:41:43  Source:x8 speeder versi baru   

x8 speeder versi baru,toto 279 login,x8 speeder versi baru

Jakarta, CNBC Indonesia- Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan angka indeks aktivitas manufaktur Indonesia atau Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur yang terus terkontraksi hingga saat ini tak terlalu membuat khawatir pemerintah.

Sebagaimana diketahui, data PMI yang dirilis S&P Global hari ini, Selasa (1/10/2024) menunjukkan PMI manufaktur Indonesia terkontraksi ke 49,2 pada September 2024. Artinya, PMI Manufaktur Indonesia sudah mengalami kontraksi selama tiga bulan beruntun yakni pada Juli (49,3), Agustus (48,9) dan September (49,2).

"Ya itu biasa aja, itu shock bulanan, kalau kita lihat 3-6 bulan relatif lebih optimis," kata dia saat ditemui di kantornya, Jakarta, Selasa (1/10/2024).

Baca:
RI Deflasi 5 Bulan Beruntun Mirip 1998: Ini Bukan Cuma Urusan Perut!

Meski begitu, Airlangga mengatakan, pemerintah tetap akan mempersiapkan sejumlah stimulus untuk mendukung kepercayaan pelaku industri manufaktur untuk terus optimistis. Ia mengatakan, stimulus itu akan dirilis setelah 20 Oktober 2024 atau seusai Prabowo Subianto dilantik menjadi Presiden RI.

"Stimulus nanti sesudah tanggal 20 Oktober," ujar Airlangga.

Terakhir kali Indonesia mencatat kontraksi manufaktur selama tiga bulan beruntun adalah pada awal pandemi Covid-19 2020 atau empat tahun lalu di mana aktivitas ekonomi memang dipaksa berhenti untuk mengurangi penyebaran virus.

Pilihan Redaksi
  • Tragis Nasib Buruh Pabrik "Korban" Pailit, Bak Makan Buah Simalakama
  • Tak Peduli RI Dilanda Deflasi, IHSG Ditutup Terbang 1,5%
  • PMI Manufaktur RI Jeblok-Terburuk Sejak Pandemi, Menperin Buka Suara
  • Investor Kudu Waspada! Pasar Rawan Ambruk Usai Iran Serang Israel

Pada awal pandemi, PMI sempat mengalami kontraksi empat bulan beruntun yakni pada April-Juli 2020. Kontraksi PMI Manufaktur selama tiga bulan beruntun pada Juli-September 2024 juga menjadi catatan buruk Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjelang lengser pada 20 Oktober mendatang.

PMI menggunakan angka 50 sebagai titik mula. Jika di atas 50, maka artinya dunia usaha sedang dalam fase ekspansi. Sementara di bawah itu artinya kontraksi.

S&P menjelaskan kontraksi pada manufaktur Indonesia dipicu oleh turunnya permintaan. Kondisi ini membuat stok barang di gudang meningkat. Perusahaan juga mengurangi aktivitas pembelian sebagai respons terhadap melemahnya permintaan pasar.

Paul Smith, Direktur Ekonomi di S&P Global Market Intelligence, mengatakan kembali kontraksinya PMI Manufaktur Indonesia karena lesunya permintaan dari luar negeri akibat lesunya perekonomian global.

Permintaan manufaktur global yang lesu membebani penjualan luar negeri. Permintaan baru di ekspor bahkan turun selama tujuh bulan beruntun dan menyentuh level terendah sejak November 2022.

"Performa sektor manufaktur Indonesia yang kurang menggembirakan terkait erat dengan kondisi makroekonomi global yang umumnya lesu. Perusahaan merespons dengan mengurangi aktivitas pembelian dan lebih memilih untuk memanfaatkan persediaan serta menjaga biaya serta efisiensi operasional," tutur Paul dalam website resmi mereka.


(arj/mij) Saksikan video di bawah ini:

Video: Manufaktur Terburuk Sejak Pandemi, Ancam Pemerintahan Jokowi!

iframe]:absolute [&>iframe]:left-0 [&>iframe]:right-0 [&>iframe]:h-full">Next Article PMI Manufaktur Ambruk Terburuk 3 Tahun, Sri Mulyani Bilang Begini

Read more