putaran kamboja

2024-10-08 18:07:55  Source:putaran kamboja   

putaran kamboja,erek erek angka 34,putaran kamboja

NGAWI, Jawa Pos Radar Madiun- Eksistensi batik tulis kian redup. Seperti nasib batik tulis Tempurejo atau Banyubiru, Widodaren, Ngawi.

Padahal, produksi batik di dua daerah itu sempat dikenal oleh masyarakat. Namun akhirnya harus surut seiring perkembangan jaman.

"Meredup sejak tahun 90-an, setelah batik printing mulai dijual di pasaran," kata Fitriyah Busro, perajin batik tulis Banyubiru, Senin (1/10).

Baca Juga: Seleksi PPPK Ngawi 2024, Periode Pertama Khusus Pelamar Prioritas, BKPSDM : Sudah Masuk Data Base BKN

Fitri, sapaannya, mengatakan bahwa Tempurejo atau Banyubiru merupakan sentra batik di Ngawi yang cukup terkenal.

Bahkan, perajin di Tempuran sudah ada sebelum kemerdekaan Indonesia. Pun, sempat berjaya hingga sebelum 1990.

Warga pasti mencari batik Tempurejo atau Banyubiru untuk acara resmi seperti lamaran, pernikahan, dan yang lain.

Baca Juga: IKM Kenalkan Batik Tulis di Media Kulit, Nilai Jual Diyakini Lebih Tinggi

"Kalau mencari batik, pasti batik tulis Tempurejo," ujarnya.

Dia mengatakan, sebenarnya kegemaran memakai baju batik saat ini jauh lebih meningkat.

Dahulu, kain batik identik dengan perempuan. Kini, nyaris semua kalangan mengenakan.

''Namun, kebanyakan yang dipakai batik printing,'' ucapnya.

Baca Juga: Perajin Batik Madiun Kembangkan Motif Khas Kampung Pesilat, Banyak Dilirik ASN

Secara produksi, Fitri mengakui batik tulis sangat panjang. Misal, dua meter kain batik butuh waktu sekitar dua pekan untuk 12 proses pembuatan batik tulis.

Read more