lotrewap

2024-10-08 02:16:41  Source:lotrewap   

lotrewap,garasi poker,lotrewapJakarta, CNN Indonesia--

Presiden terpilih Filipina Ferdinand Marcos Jr mengatakan akan menegakkan keputusan internasional terkait Laut China Selatan.

Mengutip AFP, Kamis (26/5), ia bersikeras tak akan membiarkan China menginjak-injak hak maritim Manila.

China mengklaim hampir semua jalur air yang kaya sumber daya dilalui perdagangan senilai triliunan dolar setiap tahun.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Marcos mengatakan, pihaknya tak akan membiarkan satu milimeter pun hak pesisir laut Filipina diakui negara lain.

"Kami memiliki keputusan yang sangat penting yang menguntungkan kami dan kami menggunakannya untuk terus menegaskan hak teritorial kami. Ini bukan klaim. Ini sudah menjadi hak teritorial kami," ucap Marcos.

Laut China Selatan merupakan salah satu perairan strategis yang paling diperebutkan oleh China dan sejumlah negara di ASEAN.

Laut China Selatan dipandang sebagai perairan dengan sumber daya alam dan hasil laut yang melimpah. Nilai komoditas perairan ini disebut bisa mencapai triliunan dolar. Hal itu pula yang kerap memicu sengketa panas terhadap LCS oleh negara-negara kawasan.

Laut Cina Selatan terdiri atas gugusan kepulauan yang sebagian besar merupakan pulau-pulau kecil tak berpenghuni.

Setidaknya terdapat enam negara yang memperebutkan Laut China Selatan, yakni China, Filipina, Taiwan, Brunei Darussalam, Malaysia, dan Vietnam.

This photo taken on May 14, 2019, Filipino fishermen aboard their boat sails past US coastguard ship Bertholf during a joint exercise between Philippine and US coastguards joint near Scarborough shoal in the South China Sea. - Two Philippine coastguard ships, BRP Batangas and Kalanggaman and US coastguard cutter Bertholf participated in the exercise, as two Chinese coastguard ships monitor from a distance. (Photo by TED ALJIBE / AFP)Ilustrasi. Sejak lama, kawasan Laut China Selatan terus menjadi sengketa sejumlah negara. (TED ALJIBE / AFP)

Upaya saling klaim tersebut menjadikan Laut China Selatan sebagai sengketa kedaulatan yang melibatkan lebih dari dua pihak.

Sebelumnya, China beberapa kali mengklaim dengan sepihak terhadap sebagian besar wilayah Laut China Selatan.

China terus menegaskan klaimnya atas Laut China Selatan dengan mengirimkan kapal patroli hingga kapal ikannya, menerbangkan jet-jet tempur, sampai membangun pulau buatan dan instalasi militer di perairan itu.

Padahal, klaim sepihak Beijing atas 90 persen wilayah Laut China Selatan tumpang tindih dengan wilayah perairan sejumlah negara di Asia Tenggara seperti Filipina, Vietnam, Malaysia, hingga Brunei.

Pada 2016, Filipina bahkan menggugat China atas klaimnya ke Pengadilan Arbitrase Internasional. Mahkamah internasional itu pun mendukung gugatan Filipina dengan menganggap klaim sepihak China di Laut China Selatan tidak sesuai hukum internasional.

Meski begitu, China kekeh dan malah semakin agresif menegaskan pengaruhnya di Laut China Selatan.

(aud/asr)

Read more