kebijakan raffles di indonesia

2024-10-08 01:37:58  Source:kebijakan raffles di indonesia   

kebijakan raffles di indonesia,kaptenmpo login,kebijakan raffles di indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia- Mendiang Julian Robertson adalah seorang miliarder yang menghasilkan uang dari dana lindung nilai dan dijuluki "wizard of Wall Street" dan "father of hedge funds" karena ketajaman investasinya.

Robertson dianggap sebagai pemberi dana lindung nilai besar pertama, dan keberhasilannya melahirkan banyak investor dana lindung nilai yang sukses. Ia juga dikenal sebagai pembimbing investor muda yang tertarik mengoperasikan dana lindung nilai dan atas pekerjaan filantropisnya yang jor-joran.

Baca:
Kisah Steve Cohen, Raja Hedge Fund yang Jadi Orang Terkaya Dunia

Mengutip Investopedia, Robertson mendirikan Tiger Management pada tahun 1980, yang kemudian menjadi salah satu dana lindung nilai paling terkemuka pada generasinya. Ia menggunakan aset awal yang diperkirakan sekitar US$8 juta. Aset Tiger kemudian tumbuh menjadi $22 miliar selama dua dekade berikutnya.

Keberhasilan dana tersebut berkat kemampuan Robertson untuk mengidentifikasi peluang investasi dalam kerangka strategi perdagangan makro global. Robertson sering menggunakan strategi long-short, membeli saham terbaik yang dapat ditemukannya sambil menjual saham yang dianggapnya terburuk.

Pada akhir tahun 1990-an, Robertson juga dikenal karena menghindari investasi teknologi pada masa maraknya saham internet pada masa itu. Penghindaran ini merupakan pedang bermata dua bagi Tiger Management. Dana tersebut berkinerja baik selama keruntuhan gelembung teknologi, tetapi mengalami pengurasan modal karena investor membawa uang mereka ke Silicon Valley.

Sementara itu, masalah datang dari investasi signifikan Tiger di U.S. Airways. U.S. Airways mengajukan perlindungan kebangkrutan pada tahun 2002 dan sekali lagi pada tahun 2004.

Robertson kemudian melikuidasi dana Tiger Management pada tahun 2000 setelah kinerjanya buruk.

Ia menulis bahwa keberhasilan Tiger didasarkan pada pendekatan rasional terhadap valuasi dan perdagangan. Strategi ini terbukti kurang efektif di samping pertumbuhan saham internet yang tidak rasional.

Pada tahun-tahun berikutnya, Robertson memfokuskan upayanya dalam memberikan pendampingan dan investasi dengan sekelompok manajer dana lindung nilai yang sedang naik daun yang dikenal sebagai "Tiger Cubs." Anggota terkemuka kelompok ini termasuk investor-investor terkenal seperti John Griffin dari Blue Ridge Capital, Ole Andreas Halvorsen dari Viking Global, Chase Coleman dari Tiger Global Management, dan Steve Mandel, sebelumnya dari Lone Pine Capital.

Robertson juga dikenang atas kegiatan filantropisnya. Ia mendirikan beasiswa di almamaternya dan Universitas Duke serta berkomitmen pada The Giving Pledge, sebuah kampanye amal yang diluncurkan oleh konglomerat Bill Gates dan Warren Buffett.

Forbes melaporkan bahwa Robertson menyumbangkan US$1,3 miliar (Rp20,12 triliun) untuk kegiatan amal. Di antaranya termasuk perlindungan lingkungan, sekolah piagam, dan penelitian medis.

Pada tanggal 5 April 2022, kekayaan Robertson dilaporkan bernilai US$4,8 miliar (Rp74,31 triliun). Ia meninggal pada tanggal 23 Agustus 2022, pada usia 90 tahun, di rumahnya di New York.


(fsd/fsd) Saksikan video di bawah ini:

Video: Ada Perang & Stimulus China, Rupiah Anjlok ke Rp15.600/USD

iframe]:absolute [&>iframe]:left-0 [&>iframe]:right-0 [&>iframe]:h-full">Next Article Tekanan Geopolitik di Timur Tengah Mereda, Wall Street Dibuka Hijau!

Read more