tokcer77

2024-10-08 01:56:50  Source:tokcer77   

tokcer77,toink toto,tokcer77

Jakarta, CNBC Indonesia -Pasar kripto bergerak melemah pada hari ini, Rabu (2/10/2024) pasca data PMI Manufaktur Amerika Serikat (AS) yang kembali terkontraksi.

Merujuk dari CoinMarketCappada Rabu (2/10/2024) pukul 07:08 WIB, pasar kripto mengalami pelemahan. Bitcoin turun 4,03% ke US$60.795,55 dan secara mingguan berada di zona negatif 5,33%.

Ethereum terdepresiasi 5,83% dalam 24 jam terakhir dan dalam sepekan turun 7,65%. BNB melemah 3,4% secara harian dan dalam sepekan anjlok 9,64%.

Begitu pula dengan Dogecoin yang tergelincir 6,43% dalam 24 jam terakhir dan dalam tujuh hari terakhir berada di zona merah 2,56%.

CoinDesk Market Index (CMI) yang merupakan indeks untuk mengukur kinerja tertimbang kapitalisasi pasar dari pasar aset digital turun 4,33% ke angka 2.252,22. Open interest terdepresiasi 6,62% di angka US$60,69 miliar.

Sedangkan fear & greed index yang dilansir dari coinmarketcap.commenunjukkan angka 48 yang menunjukkan bahwa pasar berada di fase netral dengan kondisi ekonomi dan industri kripto saat ini.

Hari ini, harga Bitcoin turun setelah data PMI AS terbaru dirilis oleh S&P Global. Menurut data tersebut, ekonomi AS mengalami kontraksi bulan lalu. Indeks PMI manufaktur AS tercatat lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya, menandakan pekan yang volatile bagi Bitcoin seiring dengan pengumuman indikator ekonomi penting.

Dikutip dari Cointurk News,kendati data PMI bukan satu-satunya penyebab penurunan hari ini, data tersebut signifikan dalam memahami kekhawatiran resesi. Penyebab langsung penurunan ini adalah meningkatnya ketegangan antara Iran dan Israel, yang disertai dengan peluncuran ratusan misil. Ketegangan geopolitik berdampak negatif pada pasar saham dan cryptocurrency, menyebabkan penurunan, seperti yang terlihat sejak awal konflik Rusia.

Baca:
Soal Transaksi Kripto, Ini Perhatian Utama OJK

Kembali ke data AS, Indeks Manajer Pembelian (PMI) terbaru dari S&P Global dilaporkan berada di angka 47,3 untuk bulan September, turun dari 47,9 bulan sebelumnya. Angka di bawah 50 menunjukkan kontraksi ekonomi, sementara angka di atas 50 menunjukkan ekspansi di sektor swasta.

Data kontraksi ini berdampak negatif pada kinerja banyak saham. Penurunan yang signifikan terlihat pada harga Bitcoin dan cryptocurrency lainnya. Semua altcoin utama berdasarkan kapitalisasi pasar kehilangan nilai setelah data ini dirilis.

Bitcoin dan cryptocurrency lainnya terpengaruh oleh data PMI yang buruk menjelang angka lapangan kerja yang akan dirilis pada hari Jumat (4/10/2024). Sinyal kontraksi ekonomi dapat mengurangi kepercayaan investor, menyebabkan tekanan jual di pasar kripto. Sebelumnya, penurunan di pasar berisiko setelah pemotongan suku bunga bank sentral AS (The Fed) sering kali disebabkan oleh kekhawatiran resesi, yang menunjukkan perlunya memantau sinyal dengan cermat, meskipun saat ini kita tidak berada dalam resesi.

Bitcoin dan cryptocurrency jatuh setelah data PMI mengonfirmasi kekhawatiran resesi untuk ekonomi AS. Meskipun penurunan ini tidak sepenuhnya disebabkan oleh data kontraksi ekonomi, sebuah resesi dapat memicu proses penjualan yang parah dalam jangka menengah.

CNBC INDONESIA RESEARCH


(rev/rev) Saksikan video di bawah ini:

Video: BI Yakin The Fed Bakal Semakin Agresif Pangkas Bunga

iframe]:absolute [&>iframe]:left-0 [&>iframe]:right-0 [&>iframe]:h-full">Next Article Bitcoin & Ethereum Naik, Kripto Sudah Capai Titik Terendah?

Read more