erek erek 2d 22

2024-10-08 04:10:55  Source:erek erek 2d 22   

erek erek 2d 22,data sahabat4d hk,erek erek 2d 22Jakarta, CNN Indonesia--

Agresi Israeldi Jalur Gaza, Palestina, sudah memasuki 100 hari sejak meletus 7 Oktober lalu.

Ini menandai konflik terpanjang, paling berdarah, dan paling merusak antara kedua wilayah.

Agresi Israel sendiri diluncurkan setelah Hamas menyerbu sejumlah wilayah selatan Zionis pada 7 Oktober lalu dan menyandera ratusan orang, termasuk warga negara asing.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lihat Juga :
Makin Gawat, Korut Berhasil Uji Coba Rudal yang Paling Ditakuti AS

Militer Israel menyatakan pihaknya saat ini sudah mengurangi operasi di utara, wilayah yang terkena dampak paling parah. Serangan kini fokus ke selatan, dengan pengerahan penuh kekuatan dari pasukan Israel.

Korban tewas dan pengungsi

Korban tewas agresi Israel di Gaza tembus 24.100 ribu jiwa per Senin (15/1). Sementara korban luka-luka mencapai 60.834 orang.

Jumlah korban tewas ini sudah melebihi satu persen dari total populasi 2,3 juta Gaza sebelum agresi.

Sementara itu, di Israel, sekitar 1,200 orang tewas.

Kerusakan bangunan

Dilansir dari Associated Press, persentase bangunan-bangunan Gaza yang kemungkinan rusak atau hancur yaitu sekitar 45-56 persen.

Persentase sekolah yang rusak yakni lebih dari 69 persen. Sementara masjid 142 bangunan dan gereja 3 bangunan.

Saat ini, ada 15 dari 36 rumah sakit di Gaza yang masih berfungsi namun beroperasi sebagian.

Lihat Juga :
Profil Menhan Israel Yoav Gallant yang Cekcok dengan Netanyahu

Warga mengungsi

Jumlah warga Palestina yang mengungsi di Gaza sebanyak 1,9 juta orang atau 85 persen dari populasi daerah kantong itu.

Sementara jumlah orang Israel yang mengungsi dari komunitas di perbatasan utara dan selatan sebanyak 249.263 orang atau 2,6 persen dari populasi.

Sandera-tahanan

Jumlah sandera Israel yang ditahan Hamas pada 7 Oktober lalu sebanyak 253 orang. Sejauh ini, yang telah dibebaskan sebanyak 121 orang.

Lihat Juga :
Israel vs Hizbullah Makin Sengit, Baku Tembak sampai Bunuh Penyusup

Sementara yang masih ditahan di Gaza sekitar 132 orang dengan rincian 111 pria, 19 perempuan, dan 2 anak-anak.

Dari ratusan orang itu, sebanyak 121 orang merupakan warga Israel dan 11 lainnya warga negara asing.

Kemudian, sandera yang terbunuh atau tewas dalam tawanan Hamas ada 33 orang.

Sementara itu, sebanyak 240 tahanan Palestina sudah dibebaskan selama jeda kemanusiaan sepekan pada akhir November lalu.

Bersambung ke halaman berikutnya...

Netanyahu didesak mundur

Pada Sabtu (13/1), ribuan orang berunjuk rasa dan menutup jalan utama di Tel Aviv, menuntut Netanyahu mundur dari jabatan.

Para pedemo juga mendesak pembebasan tahanan dari Jalur Gaza secepatnya.

"Pengunjuk rasa yang menyerukan pembubaran Pemerintah Israel yang dipimpin Benjamin Netanyahu dan pembebasan sandera dari Gaza menutup Jalan Ayalon sebagai bagian dari aksi protes mereka," bunyi laporan saluran TV swasta Channel 12, seperti dikutip Anadolu, Minggu (14/1)

Demo terhadap Netanyahu ini tidak cuma terjadi di Tel Aviv, tapi juga di Haifa. Warga di Haifa menuntut sang PM mundur dari jabatan karena menilai Netanyahu gagal mengendalikan perang di Gaza.

Demo menuntut sang PM mundur semacam ini belakangan banyak dilakukan oleh warga Israel yang kecewa karena sanak keluarganya tak kunjung dibebaskan dari Gaza.

Lihat Juga :
Negara Tetangga RI Mau Rombak Kabinet Gegara Kerusuhan-Penjarahan

Kabinet Netanyahu pecah

Netanyahu baru-baru ini dikabarkan berselisih dengan Menteri Pertahanan Yoav Gallant.

Dalam rapat kabinet pada Sabtu (13/1), Gallant cekcok dengan Netanyahu karena tak diizinkan membawa sejumlah penasihat dan asistennya, termasuk kepala staf kementerian keamanan, Shachar Katz.

Padahal, Netanyahu dan pejabat lainnya membawa para asisten dan penasihatnya.

Beberapa sumber mengatakan informasi soal siapa yang boleh mengikuti rapat sudah disebarkan melalui memo sebelum rapat. Namun, Gallant disebut telat hadir sehingga tampaknya tak mengetahui informasi tersebut.

Menurut laporan, Gallant hanya boleh membawa sekretaris militer Israel dalam rapat tersebut. Gallant pun dilaporkan naik pitam atas larangan tersebut dan terjadilah pertengkaran.

"Berhenti mengganggu pekerjaan saya," kata Gallant kepada Netanyahu dan Ketua Dewan Keamanan Nasional Tzachi Hanegbi seraya meninggalkan ruang rapat dengan amarah seperti dikutip Times of Israel.

Selain dengan Netanyahu, menteri dan pejabat militer Israel juga dilaporkan adu mulut buntut perang di Gaza.

Awal Januari lalu, kepala staf militer Israel, Herzi Halevi, bertengkar dengan Menteri Transportasi dan Keselamatan Jalan Miri Regev.

Pertengkaran terjadi saat Halevi memutuskan untuk memasukkan eks menteri pertahanan Israel, Shaul Mofaz, dalam panel yang dibentuk guna menyelidiki kesalahan militer saat peristiwa 7 Oktober di Israel selatan.

"Anda menunjuk Mofaz? Apakah Anda gila!?" seru Regev kepada Halevi.

Lihat Juga :
AS Denda Perusahaan TI Jerman Rp3,4 T karena Suap Pejabat RI dan Afsel

Mofaz adalah sosok di balik keputusan Israel menarik diri dari Gaza pada 2005 silam. Sayap kanan Israel tak menyukai keputusan itu dan ingin perang Israel-Hamas di Gaza saat ini bisa membalikkan keadaan, demikian dilansir dariAl Jazeera.

 Serang Houthi Yaman

Perang antara Hamas dan pasukan Israel di Gaza memang telah meluas ke kawasan Timur Tengah.

Salah satunya di Yaman, yang dilakukan milisi Houthi selaku sekutu Hamas.

Houthi menyerang kapal-kapal yang dinilai terkait dengan Israel yang berlalu lalang di Laut Merah. Serangan itu menargetkan kapal komersial maupun kapal perang AS.

Melihat ini, Amerika Serikat pun memperingatkan agar tidak menyerang lagi kapal-kapal miliknya dan sekutu yang berada di sana. Kendati begitu, Houthi terus melancarkan serangan hingga membuat habis kesabaran Washington.

Pada Jumat (12/1), AS bersama Inggris menggempur habis-habisan milisi Houthi. Houthi lalu membalas serangan itu dengan menggempur kapal AS dan Inggris.

Read more