klasemen flamengo

2024-10-08 04:12:55  Source:klasemen flamengo   

klasemen flamengo,base th 7 malam terkuat,klasemen flamengo

Jakarta, CNBC Indonesia- Sepuluh nelayan Vietnam diserang dan dirampok dengan kejam di perairan Laut China Selatan (LCS) yang disengketakan. Penyerangan ini dilaporkan oleh media pemerintah pada Rabu (2/10/2024).

Para nelayan pria tersebut dilaporkan dipukuli dengan jeruji besi, dengan ikan dan peralatan senilai ribuan dolar dirampas pada Minggu, 29 September, di lepas pantai Kepulauan Paracel. Ini merupakan sebuah kepulauan di jalur air kaya sumber daya yang diklaim oleh China, Vietnam, Filipina, Taiwan, Malaysia, dan Brunei.

Pilihan Redaksi
  • China "Kepung" Taiwan, Terjunkan 43 Jet Tempur & 8 Kapal Perang
  • AS Cs Mau Terjun ke Laut China Selatan, Awas Xi Jinping Ngamuk
  • Awas Israel Ngamuk Bombardir Migas Iran, Harga Minyak Bisa Segini
  • Rusia Tiba-Tiba Beri Pesan Ini ke Israel

Media Vietnam tidak mengidentifikasi kewarganegaraan para penyerang. Tetapi Phung Ba Vuong, seorang pejabat di provinsi Quang Ngai bagian tengah, mengatakan para penyerang berasal dari kapal-kapal berbendera China.

"Mereka orang China, (kapal-kapal itu) berbendera China," katanya, seperti dikutip AFP.

Menurut surat kabar milik pemerintah Tien Phong, 4 dari 10 awak Vietnam dilarikan ke rumah sakit pada Senin setelah tiba di pelabuhan Quang Ngai. Laporan mengatakan para pria tersebut diserang oleh sekitar 40 orang selama tiga jam.

"Dengan mengenakan pakaian kotak-kotak, mereka memukuli kami dengan jeruji besi," kata kapten Nguyen Thanh Bien, menambahkan bahwa ia jatuh pingsan selama sekitar satu jam setelah serangan itu.

Rekaman di situs web Tien Phong memperlihatkan para nelayan dibawa dari perahu mereka dengan tandu. Satu orang mengalami patah kaki dan dua lainnya mengalami patah lengan.

"Kapten Bien memberi tahu pihak berwenang bahwa peralatan dan ikan senilai sekitar US$20.000 (sekitar Rp 305 juta) telah dicuri dalam serangan itu," muat laporan itu lagi.

Dalam insiden terpisah pada hari Minggu, surat kabar Tien Phong juga mengatakan kapal nelayan Vietnam lainnya di Kepulauan Paracel dirampok. Kerugian bahkan mencapai US$12.200, berupa peralatan dan ikan.

Pejabat partai Vuong, yang mengepalai komite rakyat Binh Chau, komune tempat para nelayan itu tinggal, menunjuk China sebagai pelaku. Di laman media sosial (medos) Facebook, ia mengatakan bahwa dirinya "sangat menentang tindakan biadab oleh China".

Ketika dimintai komentar tentang insiden itu, Kementerian Luar Negeri China mengatakan bahwa "laporan yang dimaksud tidak sesuai dengan fakta". Tetapi mengakui bahwa insiden itu memang terjadi.

"China memiliki kedaulatan yang tak terbantahkan atas Kepulauan Xisha dan perairan di sekitarnya," kata seorang juru bicara, menggunakan nama China untuk Kepulauan Paracel.

"Ketika kapal nelayan Vietnam menangkap ikan secara ilegal di perairan terkait Kepulauan Xisha tanpa izin dari Pemerintah Tiongkok, otoritas Tiongkok terkait mengambil tindakan untuk menghentikan mereka sesuai dengan hukum," tambah mereka.

"Operasi di tempat kejadian dilakukan secara profesional dan terkendali, tanpa ada personel yang terluka."

Beijing mengklaim sepihak hampir seluruh LCS. Perairan ini jalur yang sangat penting secara strategis yang dilalui oleh perdagangan senilai triliunan dolar setiap tahun


(sef/sef) Saksikan video di bawah ini:

Video: Panas! Malaysia Berebut Minyak dengan China

iframe]:absolute [&>iframe]:left-0 [&>iframe]:right-0 [&>iframe]:h-full">Next Article Panas! Pulau Buatan China Tiba-Tiba Muncul di Dekat RI

Read more