angka banjir togel

2024-10-09 18:01:44  Source:angka banjir togel   

angka banjir togel,mesin 2gd,angka banjir togelJakarta, CNN Indonesia--

Pemimpin Korea UtaraKim Jong Un pada Jumat (4/10) mengancam akan menggunakan senjata nuklir untuk menghancurkan Korea Selatan jika diserang.

Pernyataan itu datang setelah Presiden Korea Selatan memperingatkan bahwa jika Korea Utara menggunakan senjata nuklir, maka rezim Kim Jong Un akan berakhir.

Retorika yang berapi-api ini bukanlah hal baru, tetapi muncul pada saat ketegangan di Semenanjung Korea dan hanya beberapa minggu setelah media pemerintah Korea Utara merilis gambar Kim yang mengunjungi fasilitas pengayaan uranium, yang memproduksi bahan nuklir tingkat senjata.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pilihan Redaksi
  • Kim Jong Un Kirim Ribuan Pekerja Ilegal ke Luar Negeri Buat Cari Duit
  • Banjir Terjang Korsel, 1 Tewas dan 900 Orang Dievakuasi
  • Warga Korut Muak Lagu Pujian Kim Jong Un, Kongko Lansia Sampai Bubar

Menurut laporan Kantor Berita Pusat Korea, saat mengunjungi pangkalan militer di bagian barat negara itu pada Rabu (2/10), Kim Jong Un mengatakan jika Korea Selatan melanggar kedaulatan Korea Utara, Pyongyang tanpa ragu akan menggunakan semua kekuatan ofensif yang dimilikinya, termasuk senjata nuklir.

"Jika situasi seperti itu terjadi, keberadaan Seoul dan Republik Korea secara permanen tidak mungkin," ucap Kim, seperti dilansir CNN.

Permusuhan antara kedua pemimpin Korea telah memanas tahun ini karena Korea Utara tampaknya telah mengintensifkan upaya produksi nuklirnya dan memperkuat hubungan dengan Rusia, memperdalam kekhawatiran yang meluas di Barat atas arah negara berpaham republik sosialis ini.

Komentar Kim Jong Un tampaknya datang sebagai tanggapan langsung kepada Presiden Korea Selatan Yoon Suk Yeol, yang pada hari Selasa (1/10) memamerkan rudal balistik terkuat Seoul dan senjata lainnya yang dirancang untuk mencegah ancaman Korea Utara selama parade untuk Hari Angkatan Bersenjata.

Korea Utara dan Korea Selatan telah terputus satu sama lain sejak berakhirnya Perang Korea pada tahun 1953, yang diakhiri dengan gencatan senjata, bukan perjanjian damai, sehingga kedua belah pihak secara teknis masih berperang.

Sementara kedua pemerintah negara ini telah lama mencari tujuan untuk suatu hari bersatu kembali secara damai, tapi awal tahun ini Kim mengumumkan Korea Utara tidak akan lagi mengejar tujuan itu, dengan menyebut Korea Selatan sebagai "musuh utama" dan menghancurkan sebuah monumen yang melambangkan penyatuan Korea.

Korea Utara dapat mencabut perjanjian penting yang mengabadikan potensi reunifikasi Korea paling cepat pada hari Senin (7/10), saat badan legislatifnya diperkirakan akan bersidang, kata Kementerian Unifikasi Seoul kepada CNN.

Bulan lalu, media pemerintah Korea Utara merilis foto-foto Kim Jong un yang konon sedang mengunjungi fasilitas nuklir dan program senjata, yang dijaga ketat negara itu. Foto-foto itu memperlihatkan Kim diapit oleh orang-orang berseragam militer dan kemeja lab putih bersih.

Korea Selatan juga telah membangun persenjataannya untuk menanggapi potensi ancaman dari Korea Utara. Pada Selasa (1/10) lalu, Yoon Suk Yeol meluncurkan rudal balistik Hyunmoo-5, yang dilaporkan mampu menembus bunker bawah tanah Korea Utara.

"Jika Korea Utara mencoba menggunakan senjata nuklir, mereka akan menghadapi tanggapan yang tegas dan luar biasa dari militer kami dan aliansi SK-AS," kata Yoon, mengacu pada Amerika Serikat sebagai mitra militer utama negara itu. "Rezim Korea Utara kini harus terbebas dari delusi bahwa senjata nuklir akan melindungi mereka," ucap Yoon Suk Yeol.

AS menerbangkan pesawat pengebom B-1B di atas upacara Hari Angkatan Bersenjata pada hari Selasa (1/10) di Seongnam, dekat Seoul, sebagai bentuk solidaritas kepada Korsel.

Laporan KCNApada Rabu (2/10), Kim Jong Un menyebut Yoon sebagai "boneka" dan "orang yang tidak normal" karena membanggakan kekuatan militernya di depan pintu negara yang memiliki senjata nuklir seperti Korut.

(wiw)

Read more