pemain fluminense

pemain fluminense,klasemen bri 1 2023,pemain fluminense

PACITAN, Jawa Pos Radar Madiun - Puncak musim kemarau di Kabupaten Pacitan diprediksi terjadi September ini.

Dampak kekeringan diperkirakan akan semakin meluas. Sejumlah desa sudah mulai krisis air bersih.

Di Dusun Godeg Wetan, Desa Jetak, Kecamatan Tulakan, misalnya.

Setiap musim kemarau, sebagian besar waktu warga habis untuk mencari air dari sumber-sumber yang masih tersisa.

Tak jarang mereka harus berjalan kaki ke sumber air sejauh satu kilometer.

Baca Juga: Pembalut Wanita Pengaruhi Deflasi di Kota Madiun, Begini Penjelasan BPS

Sebanyak 30 kepala keluarga atau sekitar 100 jiwa bergantian mengambil air.

Pun, mereka harus berbagi dengan warga lain.

‘’Setiap musim kemarau selalu seperti ini, kalau tahun ini sudah dua bulan terakhir kekeringan,’’ tutur Riwut, warga setempat, Selasa (3/9).

Meski terlihat jernih, air tersebut hanya untuk kebutuhan mandi, mencuci dan minum hewan ternak.

Sebab, kandungan kapurnya cukup tinggi.

Baca Juga: Maarten Paes Berlatih Bersama Tiga Kiper Timnas Indonesia di Arab Saudi Jelang Pertandingan Kualifikasi Piala Dunia

Sedangkan untuk kebutuhan minum dan memasak, warga mengandalkan air sisa tandon mereka.

‘’Untuk memasak harus beli,’’ ungkapnya.