jadwal liga inggris sctv 2023 malam ini

2024-10-09 22:56:52  Source:jadwal liga inggris sctv 2023 malam ini   

jadwal liga inggris sctv 2023 malam ini,jerukslot,jadwal liga inggris sctv 2023 malam iniJakarta, CNN Indonesia--

Dua platform media sosial di bawah perusahaan Meta, Instagram dan Facebook, terbukti mengarahkan pengguna ke konten-konten seksis. Simak penelusurannya.

Hal ini terbukti setelah The Guardian Australiamelakukan sejumlah eksperimen dan sejumlah penelitian yang menunjukkan bahwa media sosial secara otomatis menayangkan konten berbahaya kepada remaja dan sebagian besar tanpa pengawasan.

Dalam eksperimen ini, tim The Guardian Australiamencoba menggunakan smartphone yang benar-benar kosong dan terhubung ke alamat email baru yang belum pernah digunakan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mereka membuat sebuah profil baru sebagai laki-laki berusia 24 tahun pada April lalu. Facebook kemudian mengumpulkan beberapa informasi lain, seperti jenis ponsel dan lokasinya di Melbourne, tapi tim memilih untuk tidak menggunakan pelacakan iklan sehingga tidak dapat mengetahui apa yang mereka lakukan di luar aplikasi.

Facebook tidak bisa mengandalkan banyak hal karena akun tersebut tidak memiliki likes, komentar, atau akun baru yang ditambahkan sebagai teman. Sementara itu, Instagram mengharuskan pengguna mengikuti setidaknya lima akun untuk memulai.

Tim The Guardian kemudian memilih akun-akun populer yang direkomendasikan aplikasi, termasuk perdana menteri Australia Anthony Albanese dan model Bec Judd.

"Meta mengatakan algoritma-nya mengurutkan konten sesuai dengan apa yang diminati orang, tetapi kami ingin mengetahui ke mana algoritmanya akan membawa kami jika tidak ada masukan seperti itu. Kami menelusuri feed setiap beberapa minggu untuk memeriksa apa yang disajikan," demikian tulis The Guardian, dikutip Rabu (24/7).

Lihat Juga :
Meta Bakal Hapus Konten yang Serang 'Zionis', Cek Alasannya

Apa yang ditemukan?

Awalnya Facebook menampilkan lelucon dari sitkom The Office dan meme terkait komedi situasi lainnya bersama dengan postingan dari 7 News, Daily Mail, dan Ladbible. Sehari kemudian, Facebook mulai menampilkan meme Star Wars dan konten bergaya gym atau "dudebro".

Pada hari ketiga, meme jenis "trad Catholic" mulai muncul dan feed mendadak berubah menjadi konten yang lebih seksis.

Tiga bulan kemudian, meme The Office, Star Wars, dan The Boys terus menghiasi feed, tapi diselingi dengan gambar-gambar berbau seksis dan misoginis yang muncul di feed tanpa masukan pengguna.

Lain halnya di Instagram. Meskipun halaman explore dipenuhi dengan gambar dan video wanita berpakaian minim, namun sebagian besar feed-nya tidak berbahaya, sebagian besar merekomendasikan konten yang berhubungan dengan Melbourne dan para influencer kuliner.

Pihak The Guardianmengaku sudah menghubungi perusahaan milik Mark Zuckerberg itu untuk meminta tanggapan. Namun, Meta menolak untuk memberi tanggapan terkait temuan tersebut.

Namun, dalam laporan ke penyelidikan media sosial parlemen federal, Meta mengatakan mereka menggunakan "serangkaian algoritma yang berbeda" untuk membantu menentukan peringkat konten yang ditampilkan di feed di Facebook dan Instagram, dengan beberapa di antaranya membantu "kami memahami konten apa yang paling berarti bagi orang-orang sehingga kami dapat mengurutkannya dengan tepat di feed mereka".

Perusahaan mengatakan apa yang dilihat orang "sangat dipengaruhi oleh pilihan dan tindakan mereka sendiri" dan "feed setiap orang sangat dipersonalisasi dan spesifik untuk mereka".

Respons pakar soal hasil eksperimen di halaman selanjutnya...

"Sistem peringkat kami mempersonalisasi konten untuk lebih dari satu miliar orang dan bertujuan untuk menunjukkan kepada mereka masing-masing konten yang kami harapkan paling berharga dan bermakna, setiap kali mereka membuka Facebook atau Instagram," kata Meta.

"Tujuannya adalah untuk memastikan orang-orang melihat apa yang mereka anggap paling bermakna - bukan untuk membuat mereka terpaku pada ponsel mereka selama berjam-jam."

Meta mengatakan bahwa mereka juga menggunakan peringkat untuk menilai apakah sebuah postingan cenderung bermasalah, tetapi tidak melanggar standar komunitas. Hal ini termasuk clickbait, berita yang tidak orisinil, dan postingan yang telah diperiksa faktanya ternyata salah.

Apa kata pakar?

Temuan Guardian Australia sejalan dengan eksperimen serupa yang dilakukan pada tahun 2022 dan 2024 di Australia dan Irlandia di YouTube dan TikTok, dengan beberapa akun yang dibuat sebagai pemuda dan remaja disalurkan ke konten 'Manosphere'.

Stephanie Wescott, dosen humaniora dan ilmu sosial di Monash University, melakukan penelitian tentang pengaruh influencer Manosphere seperti Andrew Tate terhadap anak laki-laki usia sekolah dan mengatakan bahwa hasil investigasi The Guardian terhadao Facebook tidak mengejutkan.

Pilihan Redaksi
  • Facebook-Instagram Pakai Data Pengguna Tanpa Izin, Sanksi Menanti
  • WhatsApp Siapkan Fitur Edit Foto Pakai Meta AI, Cek Caranya
  • Meta Cabut Pembatasan Akun Facebook dan Instagram Trump

"Berdasarkan penelitian yang saya lakukan dan juga apa yang kami ketahui [dari penelitian lain], inilah yang kami tahu akan disediakan dan disajikan oleh algoritme kepada para remaja putra, berdasarkan apa yang diasumsikan akan menarik minat mereka," kata Wescott.

"Ini agak merendahkan laki-laki karena algoritma membuat asumsi tentang minat mereka, [bahwa] Anda akan menyukai meme misoginis semacam ini," lanjut dia.

Nicholas Carah, profesor di bidang media digital di University of Queensland, mengatakan eksperimen ini menunjukkan bagaimana "model yang sudah ada" dalam menyajikan konten semacam itu kepada para pemuda di Facebook.

"Kita harus berpikir serius tentang lingkungan informasi yang dialami para pemuda dan masalah dengan platform adalah mereka telah membuat lingkungan informasi itu benar-benar gelap dan fana bagi siapa pun kecuali para pemuda itu," kata Nicholas.

"Harus ada semacam keharusan publik di sini di mana platform membantu masyarakat sipil, jurnalis, peneliti, regulator, siapa pun, untuk mengamati seperti apa arus informasi ini sehingga kita bisa memiliki semacam pemahaman publik, pengawasan publik, dan perdebatan publik tentang mereka," tambahnya.

Wescott mengatakan platform perlu menjawab pertanyaan tentang bagaimana algoritme bekerja karena saat ini algoritme tersebut tidak dapat dipertanggungjawabkan.

"Mereka tidak dapat dicela dan mereka tampaknya tidak mau melakukan perubahan atau pembatasan apa pun pada algoritme mereka," jelas Wescott.

Read more