kl hari ini semarang

2024-10-08 06:06:52  Source:kl hari ini semarang   

kl hari ini semarang,2d 64,kl hari ini semarangJakarta, CNN Indonesia--

Negara-negara di seluruh dunia sudah mulai mengembangkan senjata laser berkekuatan tinggi untuk misi militer di darat, laut, udara, maupun luar angkasa.

Amerika Serikat, China, dan Rusiajadi negara yang paling bersaing mengembangkan teknologi senjata laser. Era perang laser seperti yang diangkat dalam film Star Wars pun semakin dekat apabila pengembangan teknologi senjata itu semakin signifikan.

Umumnya, pengembangan senjata laser dilakukan untuk menciptakan alternatif pertahanan dari drone yang marak dipakai di medan tempur belakangan. Biasanya, drone-drone ini dihalau menggunakan rudal. Namun, biaya produksi rudal terlampau mahal dan bentuknya pun makan tempat.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lihat Juga :
3 Tentara Israel Tewas, Pria Yordania Dalang Serangan di Tepi Barat

Tidak seperti senjata tradisional lain contohnya pistol dan meriam yang memiliki jumlah amunisi terbatas, laser berenergi tinggi dapat terus menembak selama memiliki tenaga listrik.

Angkatan Darat Amerika Serikat saat ini sudah mulai mengerahkan laser berenergi tinggi berbasis truk untuk menembak jatuh berbagai target seperti drone, helikopter, mortir, dan roket.

Salah satu laser itu yakni laser berkekuatan 50 kilowatt yang dipasang pada kendaraan tempur infanteri Stryker, yang diuji Angkatan Darat AS di Timur Tengah pada Februari lalu.

Angkatan Laut AS juga telah mengerahkan laser berkekuatan tinggi berbasis kapal untuk mempertahankan diri dari kapal permukaan laut yang kecil dan bergerak cepat, serta dari rudal dan pesawat nirawak.

Pada Agustus 2022 lalu, Angkatan Laut AS memasang senjata laser berkekuatan 60 kilowatt pada kapal perusak USS Preble.

Angkatan Udara AS juga tak ketinggalan. Mereka kini juga sedang mengembangkan laser berenergi tinggi pada pesawat untuk misi serang dan pertahanan.

Pada 2010, Angkatan Udara AS menguji laser berkekuatan megawatt yang dipasang pada Boeing 747. Senjata itu sukses mengenai rudal balistik saat diluncurkan.

Angkatan Udara Washington pun saat ini sedang mengerjakan sistem senjata laser yang lebih kecil untuk dipasang pada pesawat tempur.

Selain AS, Rusia juga tampaknya sedang mengembangkan laser berenergi tinggi berbasis darat yang bertujuan "membutakan" satelit musuh.

Keterbatasan senjata laser

Meski menggiurkan, pengembangan senjata laser sendiri pada faktanya memiliki tantangan tersendiri terutama bagi militer.

Senjata laser perlu memiliki daya yang tinggi untuk bisa menciptakan efek yang berguna dari jarak jauh.

Tidak seperti laser industri yang mungkin hanya berjarak beberapa inci dari target, operasi militer melibatkan jarak yang sangat jauh.

Untuk bertahan melawan ancaman yang datang seperti mortir atau perahu kecil, senjata laser perlu menyerang targetnya sebelum dapat menimbulkan kerusakan.

Lihat Juga :
Intelijen AS Ungkap Iran Kirim Pasokan Rudal Balistik ke Rusia

Namun, untuk menghantam dan membakar objek pada jarak yang aman, diperlukan daya puluhan hingga ratusan kilowatt dalam sinar laser. Prototipe senjata laser terkecil butuh daya 10 kilowatt, yang kira-kira setara mobil listrik.

Sementara, senjata laser berkekuatan tinggi terbaru yang sedang dikembangkan membutuhkan daya 300 kilowatt, jumlah yang cukup untuk memberi daya pada 30 rumah.

Lebih dari itu, laser juga menghasilkan sejumlah besar panas buangan yang harus dikelola. Laser berenergi tinggi hanya memiliki efisiensi terbaik sebesar 50 persen.

Ini artinya laser berenergi tinggi memerlukan pembangkitan daya dan infrastruktur pendinginan yang ekstensif yang membatasi jenis efek yang dapat dihasilkan dari berbagai platform militer.

Truk Angkatan Darat dan jet tempur Angkatan Udara memiliki ruang paling sedikit untuk senjata laser berenergi tinggi, sehingga sistem ini terbatas pada target yang membutuhkan daya yang relatif rendah, seperti menjatuhkan pesawat tanpa awak atau melumpuhkan rudal.

Kapal dan pesawat yang lebih besar mampu menampung laser berenergi tinggi yang lebih besar dengan potensi membakar lubang di kapal dan kendaraan darat. Sistem berbasis darat permanen memiliki kendala paling sedikit dan karenanya memiliki daya tertinggi, sehingga berpotensi memungkinkan untuk menyilaukan satelit yang jauh.

Lihat Juga :
Apa Aliran Islam Hizbullah dan Houthi yang Bantu Hamas Lawan Israel?

Batasan penting lainnya yakni terkait konsep magasin tak terbatas. Truk, kapal, atau pesawat harus membawa sumber daya untuk laser jika ingin menggunakannya. Kapasitas sumber daya sendiri terbatas sehingga laser hanya bisa digunakan untuk jangka waktu terbatas sebelum harus diisi ulang kembali baterainya.

Ada pula batasan mendasar untuk senjata laser berenergi tinggi, salah satunya yaitu efektivitas berkurang ketika hujan, kabut, dan asap. Sinar laser juga harus tetap terkunci pada targetnya selama beberapa detik untuk sukses menimbulkan kerusakan.

Prototipe senjata laser saat ini juga menjadi tantangan, khususnya mengenai perawatannya di medan perang.

Apa yang terjadi selanjutnya?

Di masa depan, senjata laser berenergi tinggi kemungkinan bakal terus berkembang dengan tingkat daya yang lebih tinggi sehingga akan memperluas jangkauan target yang dapat diserang.

Ancaman yang muncul dari peluncuran pesawat nirawak dalam konflik di Timur Tengah dan Ukraina pun membuat laser berenergi tinggi lebih mungkin digunakan untuk keperluan nonmiliter seperti melindungi masyarakat dari serangan teroris.

(blq/bac)

Read more