kode alam capung masuk rumah

2024-10-07 23:34:11  Source:kode alam capung masuk rumah   

kode alam capung masuk rumah,erek erek 70 2d,kode alam capung masuk rumah

Jakarta, CNBC Indonesia- Bank sentral Amerika Serikat (AS), The Federal Reserve (The Fed), dan Bank Indonesia (BI) secara bersamaan menurunkan suku bunga acuannya pada Kamis, (19/9/2024). Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melihat ini akan berdampak signifikan pada sektor perbankan, terutama dalam hal likuiditas dan pertumbuhan kredit.

Sebagiamana diketahui, The Fed memutuskan untuk memangkas suku bunga acuan sebesar 50 basis poin (bps) menjadi 4,75-5,0%. Pemangkasan ini lebih besar dari ekspektasi pasar yang hanya memperkirakan penurunan 25 bps.

Baca:
Saham BBRI Sentuh Rp 5.500, Transaksi Sudah Tembus Rp 1,11 T

Sejalan dengan kebijakan The Fed, Bank Indonesia juga mengambil keputusan serupa dengan menurunkan suku bunga acuan BI Rate dari 6,25% menjadi 6%. Selain itu, suku bunga Deposit Facility dipangkas menjadi 5,25%, dan suku bunga Lending Facility menjadi 6,75%.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae menyatakan, penurunan suku bunga The Fed memiliki dampak luas pada pasar global. Penurunan ini berdampak setidaknya pada pertumbuhan kredit hingga profitabilitas perbankan.

"Dengan demikian penurunan FFR juga dapat berdampak pada menurunnya suku bunga di dalam negeri yang tentu juga mendorong meningkatnya pertumbuhan kredit perbankan Indonesia," jelas Dian dalam jawaban tertulis, dikutip Kamis, (19/9/2024).

Selain itu, penurunan FFR juga dapat memberikan dampak positif bagi emerging market utamanya karena dapat meningkatkan capital inflow ke pasar negaraberkembang, termasuk Indonesia. Meningkatnya capital inflow tentu akan memperkuat nilai tukar danmeningkatkan ketersedian likuiditas perbankan sehingga dapat mendukung pertumbuhan kredit.

Selanjutnya, penurunan suku bunga domestik yang merupakan cerminan menurunnya biaya dana (cost of funds) bagi bank juga maupun bagi debitur akan berpengaruh positif bagi profitabilitas perbankan dan sekaligus menurunkan risiko kredit perbankan.

Lebih lanjut, Dian menambahkan bahwa berdasarkan hasil Survei Orientasi Bisnis Perbankan OJK Triwulan II-2024, sebagian besar bank memandang penurunan suku bunga The Fed sebagai stimulus positif bagi pertumbuhan ekonomi global, termasuk Indonesia.

Penurunan BI Rate yang mengikuti The Fed pun di ilai akan mengurangi biaya dana bagi bank, yang berpotensi meningkatkan profitabilitas dan menurunkan risiko kredit perbankan di dalam negeri.

"Tentunya kebijakan suku bunga masing-masing bank berbeda dan sangat bergantung pada model bisnis, kondisi likuiditas dan toleransi risiko (risk tolerance) masing-masing bank," tandasnya.

Meskipun demikian, kondisi likuiditas perbankan saat ini sedikit menurun seiring dengan tingginya permintaan kredit. Namun, OJK memastikan bahwa likuiditas perbankan tetap memadai, dengan rasio AL/NCD sebesar 113,49% dan rasio AL/DPK sebesar 25,56% per Juli 2024. Proyeksi hingga akhir tahun juga menunjukkan bahwa likuiditas akan tetap terjaga dengan baik, seiring peningkatan alat likuid yang diperkirakan terjadi.


(fsd/fsd) Saksikan video di bawah ini:

Video: BI Yakin The Fed Bakal Semakin Agresif Pangkas Bunga

iframe]:absolute [&>iframe]:left-0 [&>iframe]:right-0 [&>iframe]:h-full">Next Article Bunga Tinggi & Ekonomi Global Tak Bikin Gentar Bankir RI, Ini Sebabnya

Read more