rtp jamintoto

2024-10-08 03:50:43  Source:rtp jamintoto   

rtp jamintoto,amperaslot login,rtp jamintotoJakarta, CNN Indonesia--

Jasad mendiang pemimpin politik Hamas,Ismail Haniyeh, akan dimakamkan di Qatar.

Menurut sumber yang terkait dengan Hamas, diskusi antara pejabat Hamas dan Iran sedang berlangsung soal pemakaman Haniyeh. Namun rencananya Haniyeh akan dimakamkan di ibu kota Qatar, Doha.

Lihat Juga :
60 Anggota Keluarga Bos Hamas Tewas Dibom Israel, Termasuk 3 Putranya

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Haniyeh sedang berada di Teheran untuk menghadiri pelantikan presiden baru Iran Masoud Pezeshkian pada Selasa (30/7). Selain itu, Haniyeh juga bertemu dengan pemimpin tertinggi Ayatollah Ali Khamenei.

Sejauh ini belum ada pihak yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu. Namun sebagian besar pihak, termasuk Hamas, yakin Israel dalang di balik pembunuhan Haniyeh.

Lihat Juga :
Putra Bos Hamas Haniyeh: Kematian Ayah Tak Setop Perlawanan ke Israel

Menurut laporan media, serangan berasal dari "proyektil berpemandu udara". Sumber Iran yang mengatakan kepada media Lebanon pro-Hizbullah al Mayadeen menyebut proyektil tersebut ditembakkan dari luar Iran.

Meski begitu, otoritas Iran belum mengonfirmasi hal ini, demikian dikutip Middle East Eye (MEE).

"Saudara, pemimpin, mujahid Ismail Haniyeh, kepala gerakan terakan ini, tewas dalam serangan Zionis di Teheran setelah ia berpartisipasi dalam pelantikan presiden baru Iran," demikian pernyataan Hamas, seperti dikutip AFP.

Pilihan Redaksi
  • Bagaimana Negosiasi Hamas-Israel usai Ismail Haniyeh Tewas Terbunuh?
  • Siapa Pembunuh Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh?
  • Iran soal Haniyeh Tewas: Hubungan Teheran-Palestina Bakal Semakin Kuat

Kementerian Luar Negeri dan Korps Garda Revolusi Iran menyatakan saat ini lembaga-lembaga terkait sedang melakukan penyelidikan atas serangan yang menewaskan Haniyeh ini.

Ismail Haniyeh merupakan kepala biro politik Hamas sejak 2017, menggantikan Khaled Meshaal. Haniyeh merupakan tokoh terkenal di Palestina, terutama usai menjabat Perdana Menteri pada 2006, menyusul kemenangan telak Hamas pada pemilu parlemen.

Haniyeh tinggal di pengasingan dan berpindah antara Turki dan Qatar. Dia bergabung dengan Hamas pada tahun 1987, saat peristiwa Intifada Pertama.

Selama agresi Israel ke Palestina, keluarga Haniyeh turut jadi sasaran serangan. Pada April lalu, tiga anak dan empat cucu Haniyeh tewas dibunuh Israel.

Presiden Palestina Mahmoud Abbas telah buka suara mengenai insiden tewasnya Haniyeh. Abbas mengutuk keras serangan tersebut dan menyatakan bahwa pembunuhan terhadap Haniyeh merupakan tindakan pengecut.



(dan/dna)

Read more